|
Uneasy |
Monday, October 30, 2006 |
'I can forgive but can not forget' is only another way of saying, 'I will not forgive'. Forgiveness ought to be like a cancelled note - torn in two and burned up, so it never can be shown against one.
Henry Ward Beecher
Maybe the quote above is right. Maybe it's not. The fact is, forgiving needs a lot of sincerity and positivity. And it's definitely not an easy thing to do.
|
posted by true blue @ 21:04 |
|
|
Sepenggal Bait Untukmu |
Sunday, October 29, 2006 |
.......if I could fall into the sky do you think time would pass me by?'cause you know I'd walk a thousand milesif I could just see you tonightIt's always times like thesewhen I think of youand I wonder if you ever think of me?.......by Vanessa Carlton |
posted by true blue @ 12:05 |
|
|
5 |
Saturday, October 28, 2006 |
Sepertinya aku masih harus belajar untuk lebih banyak bersabar dan menahan amarah. Padahal, sabar itu ada batasnya. Aku nggak tahu sampai kapan dan sampai sejauh apa sikap menyebalkanmu akan berlanjut. Aku hanya tahu, bahwa pada saat ini, sepertinya tidak ada gejala sedikit pun yang menunjukkan kamu akan berubah menjadi lebih baik.
Aku tipe orang yang selalu berusaha untuk tidak menyesali apa pun... tapi melihat sikapmu yang sekarang ini, aku menyesali kepergianmu ke negeri para individualis. Mungkin itu yang membuatmu begitu dingin dan seakan memandang manusia lain sebagai onggokan barang tak berharga.
Kamu harus tahu, bahwa kesuksesan manusia tidak hanya dinilai dari kesuksesan-nya dalam karir, tapi juga dari sikap dan caranya menghargai orang lain. Dengan sikapmu yang seperti sekarang ini, aku beri nilai 5 untuk kesuksesanmu itu.
|
posted by true blue @ 10:40 |
|
|
Garis Batas |
Friday, October 27, 2006 |
Kecewa dengan keadaan, mungkin sudah biasa. Kecewa dengan diri sendiri, mungkin juga sama saja. Kecewa dengan orang lain... hmm... lebih biasa lagi, sepertinya. Semakin sering diri dikecewakan dengan banyak hal, harusnya bisa membuat kita semakin sabar dan terbiasa. Tapi yang namanya manusia, aku rasa punya kesabaran yang ada batasnya. Dan kalau batas itu sudah sampai pada garis yang paling akhir, bisakah kita memperpanjangnya? Mungkin bisa-biasa saja, tapi semuanya tergantung pada manusia-nya toh?
Semakin sering kita dikecewakan, akan ada tendensi untuk memandang pesimis banyak hal. Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan? Manusia yang mencoba memperpanjang garis batas (padahal mungkin kekesalan dan kekecewaannya sudah sampai ke ubun-ubun), atau manusia lain yang (seringkali) membuatnya kecewa (tapi seakan tidak sadar akan perbuatannya)?
|
posted by true blue @ 12:09 |
|
|
Adrenalin Rush |
Thursday, October 26, 2006 |
Martin Scorsese kembali membuat penonton terpukau. Film action terbarunya, The Departed, aku kasih nilai 8 =) Mengambil setting di South Boston, film remake ini bercerita tentang usaha kepolisian negara bagian Massachusetts untuk membasmi kelompok mafia Irlandia pimpinan Frank Costello (Jack Nicholson). Usaha kepolisian untuk membasmi mereka nggak main-main. Untuk mengetahui secara detail tiap langkah yang dilakukan Costello, kepolisian mengirim Billy Costigan (Leonardo DiCaprio) untuk menyamar (selama lebih dari setahun). Penyamaran ini hanya diketahui oleh kapten kepolisian, Queenan (Martin Sheen) & Sersan Dignam (Mark Wahlberg). Sayangnya, bukan hanya kepolisian yang melakukan penyamaran. Costello juga mengirim salah satu orang kepercayaannya, Collin Sullivan (Matt Damon). Sejak kecil, Collin banyak memperoleh bantuan dari Costello. Entah direncanain ato nggak (di film nggak dijelasin), Collin masuk ke akademi kepolisian. Kepintarannya membuat dia memperoleh jabatan sebagai detektif & pada akhirnya dipercaya untuk memimpin unit kesatuan khusus yang bertugas dalam kasus Costello. Buat yang mau tahu cerita detailnya, klik aja di sini.Film ini emang penuh dengan kata-kata kotor, berbagai makian kasar, dan adegan kekerasan yang bikin meringis (that's why this movie is rated for adults only); tapi adegan demi adegan yang ada bener-bener bikin adrenalin rush! Alurnya dibuat cepet, sehingga membuat penonton ngerasa "terbawa" ke dalam cerita. Selain karena emang Martin Scorsese talented banget, para aktor utama yang ada dalam cerita ini juga top abiesshh!! Akting mereka oke banget! I give 10 for every single one of them! |
posted by true blue @ 00:53 |
|
|
Sick of Your Attitude |
Wednesday, October 25, 2006 |
I'm no saint. Not a perfect human being either. Yet, I always try to respect others. Always try to behave in my best behavior (though it sometimes fails).
It makes me SICK and TIRED seeing your attitude. You act as if you're the boss. You act as if you're so damn perfect! You often treat people without respect.
People see you as a good and caring individual, but I know who you really are. You're so nice with strangers. Yet, you're so resentful with your own biological people. You're just so full of attitude. It makes me SICK!! |
posted by true blue @ 17:55 |
|
|
Holiday |
|
Liburan kali ini nggak bisa dibilang liburan. Emang sich aku bisa istirahat dan tidur cukup (nggak kayaq kemaren2 yang tidur selalu lewat dari tengah malem), tapi tetep nggak bisa tenang juga. Deadline skripsi tinggal sebulan lagi :'( Aku masih mandeq di bab 3... *sigh...* Nggak cuman itu yang bikin nggak tenang... praktek ngajar di TarQ juga belum selese, masih ada 1x lagi. Abis itu masih mesti bikin portfolio (semacam laporan gitu) pula.
Talking about praktek ngajar di TarQ... aku mulai praktek tanggal 16 Okt kemaren. Awalnya sich grogi, tapi lama-kelamaan mulai terbiasa =) Aku ngajar kelas 11&12. Paling enak kalo ngajar kelas IPA. Selain anak2nya lebih nggak ribut, mereka juga aktif kalo tanya jawab. Very cooperative! :) Kalo anak IPS mah nggak usah ditanya. Aku sempet ngajar kelas 12 IPS yang agak ribut & cuek abiissh! Persis kayaq kelas 3-ku waktu di TarQ dulu ;p Anyway, mudah2an kelas IPS yang aku ajar terakhir kali nanti bisa lebih kooperatif dan nggak ribut.
|
posted by true blue @ 08:48 |
|
|
Kembali ke Fitri |
Tuesday, October 24, 2006 |
Basuhlah hati dan jalin silaturahmi.
Jangan biarkan noda sekecil apa pun menutup pintu maaf di hati.Di hari yang suci dan fitri ini,Ijinkan Cipluk mengucap dari lubuk hati...1 syawal 1427 HSemoga hari yang fitri ini senantiasa membawa berkah dan kebahagiaan berlimpah bagi semua yang merayakannya. |
posted by true blue @ 02:12 |
|
|
Kritik Vs. Sabar |
Saturday, October 21, 2006 |
Ada yang bilang kalo aku itu tukang kritik. Ada juga yang bilang, kalo aku suka kebanyakan nanya. Mungkin ini emang bawaan karakter yang emang selalu pengen tahu tentang banyak hal. Dulu, kadang, aku suka nggak kepikiran apa yang dirasain sama orang2 yang aku kritik. Sekarang... itu udah jauh berkurang banget. Why? Well, simply because I finally have experienced it myself, betapa (kadang) tidak menyenangkannya dikritik (apalagi kalo ngritiknya banget2). Hal kayaq gini akan jadi sangat menyebalkan kalo frekuensinya lumayan sering.
Berhadapan dengan para tukang kritik emang butuh kesabaran. Padahal, kalo dipikir2... untuk hal2 tertentu, aku termasuk orang yang nggak sabaran. Kritik emang bisa "membangun", but you know what... kesabaran juga ada batasnya.
|
posted by true blue @ 22:43 |
|
|
Harapku dalam Doa |
Tuesday, October 17, 2006 |
Hati teriris mendengar setiap patah katamu. Dunia seakan tak adil, mencipta keadaan yang bak langit dan bumi bagi tiap penghuninya. Ingin mengulur tanganku agar kau tak terperosok terlalu dalam, tapi bagaimana caranya? Ku hanya berharap dalam doa, semoga kau tak berlama-lama dalam keadaan seperti ini. |
posted by true blue @ 02:04 |
|
|
Suaramu |
Sunday, October 15, 2006 |
Senang rasanya mendengar suaramu. Membawa ketenangan di jiwa. Mengukir senyum di hati. Terima kasih atas pembicaraan yang menyenangkan kemarin malam. |
posted by true blue @ 23:48 |
|
|
Merindu |
Wednesday, October 11, 2006 |
Lelah... Sepertinya tak ada yang menyatu. Di saat-saat seperti ini, aku butuh adamu. Sekedar 'tuk mendampingi dan mendengarkan. Sekedar 'tuk meyakinkan dan menenangkan. Tolong aku...
|
posted by true blue @ 23:09 |
|
|
Menghargai dengan Ikhlas |
Tuesday, October 10, 2006 |
Tiap manusia diciptakan dengan karakternya masing-masing. Nggak ada yang bener-bener sama satu sama lain. Kita ini unik! Sayangnya, kadang... keunikan kita berbuntut pada perbedaan pendapat yang berbuah pada kekesalan.
Kata guru-guru PPKN zaman SD-SMA, sebagai makhluk sosial, kita harus saling menghargai dan menghormati. Termasuk juga menghargai pendapat orang lain, yang mungkin saja berbeda dengan pendapat diri pribadi. Ini bukan berarti kita nggak boleh mendebat pendapat yang berbeda itu. Bukan pula berarti kita harus menerima pendapat yang berbeda tersebut.
Sebagai manusia yang tak luput dari ketidaksempurnaan, sepertinya aku masih harus belajar untuk bisa meniadakan kekesalan di hati jika memang ingin secara ikhlas menghargai pendapat orang lain. Karena pada kenyataannya, hal ini nggak semudah yang diajarkan di sekolah. Banyak faktor lain bermain di dalamnya. Salah satunya, yaa... karakter itu tadi.
Salut pada orang-orang yang sudah dapat secara ikhlas menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengannya! Ikhlas di sini = menghargai pendapat orang lain tanpa ada kekesalan di hati. Kalau saja para pemimpin dunia bisa berpikir seperti ini, bukan tidak mungkin perang-perang besar akibat adanya perbedaan pendapat bisa dihindari. Iya nggak? ;)
|
posted by true blue @ 05:14 |
|
|
Respecting Others |
Monday, October 09, 2006 |
Saat sebuah ketentuan dibuat dengan alasan yang logis, ada baiknya ketentuan itu dijalani oleh orang-orang yang memang terkait di dalamnya. Jadi, jangan heran jika si pembuat ketentuan bisa merasa tidak dihargai pada saat ada orang yang melanggar ketentuan tersebut.
Aku rasa hal ini nggak jauh berbeda pada saat kita memasuki gedung kedutaan negara tertentu. Begitu menginjakkan kaki di gedung kedutaan suatu negara, kita harus tunduk pada berbagai ketentuan yang dianut oleh negara tersebut. Dan jika kita melanggarnya, bukan tidak mungkin kita dianggap menghina negara yang bersangkutan. Berabe kan urusannya?
Hal yang sama berlaku pada saat orang memasuki mobilku. Aku menetapkan beberapa ketentuan, yang menurutku logis dan baik adanya. Jadi, wajar jika aku merasa tidak dihargai pada saat ada orang yang melanggarnya. Maybe I have to learn to be more patient and not to sweat the small stuff... but in my opinion, it's not about sweating the small stuff. It's more about respecting other people's principle. It's not too much to ask, is it?
|
posted by true blue @ 09:08 |
|
|
Yang Tak Kasat Mata |
Friday, October 06, 2006 |
Kadang sulit meyakinkan seseorang yang punya andil besar dalam hidup untuk tidak menilai yang kasat mata saja. Mungkin hal ini terjadi karena ia merasa lebih tahu tentang apa yang terbaik untuk kita. Padahal, setiap manusia punya parameter masing-masing tentang apa yang baik bagi dirinya. Perbedaan parameter ini akan sulit dikompromikan jika salah satu pihak mengatasnamakan "pengalaman" di atas segalanya. Dan akan semakin sulit dengan adanya perbedaan zaman dan usia.
Aku seringkali dibuat bingung dengan sikap orang yang hanya menilai dari apa yang kasat mata. Padahal, apa yang terlihat nyata, bisa jadi tidak senyata yang diperkirakan. Sepertinya kita harus belajar untuk menilai dengan nurani. Karena bagaimana pun juga, tiap manusia memiliki nurani, yang katanya (seharusnya) lebih dapat dijadikan sebagai parameter baik dan buruk ketimbang penampilan fisik semata.
|
posted by true blue @ 22:59 |
|
|
Sweating the Small Stuff |
Monday, October 02, 2006 |
I've been hearing this issue for some time and it's been getting on my nerves. Guess what... katanya... akan keluar perda yang melarang pelajar menjadi artis. Alasannya sich (katanya) untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Walaupun masih berada pada tahap pembicaraan, pro & kontra udah bermuculan di masyarakat, terutama di dunia entertainment dan pendidikan.
Setiap orang emang punya alasan dan pendapatnya masing2, tapi saya nggak habis pikir... betapa kurang kerjaannya perda kita. Instead of thinking about how to increase our economic growth, decrease the poverty, or to improve the education system itself, they've decided to sweat the small stuff. Saya bisa ngomong gini karena emang menurut saya ini adalah hal kecil yang dibesar2kan.
Dari hal ini saya menangkap kesan, bahwa perda seakan menganggap para pelajar yang menjadi artis membuat kualitas pendidikan menurun. Menurut saya, ini udah "ngaco" banget. Padahal, nggak sedikit koq artis pelajar kita yang punya prestasi akademis mengagumkan. Apa perda punya bukti nyata senyata2nya, bahwa penurunan kualitas pendidikan adalah hasil dari banyaknya pelajar yang jadi artis? Saya yakin, perda nggak punya bukti statistik yang bisa menunjukkan, bahwa ada hubungan yang kuat antara kedua hal tersebut. Lagipula, sejak kapan sich perda bisa se-enak udelnya ngatur2 hak warganya untuk memperoleh penghasilan? Sejak kapan pula perda punya hak untuk ngatur2 hak warganya untuk memperoleh penghidupan yang layak? Dan kenapa juga hanya "artis" yang dipermasalahkan? Kalo mau adil, larang aja sekalian semua pelajar untuk bekerja. It just doesn't make any sense to me!!
Pernah kepikiran nggak sich kalo mungkin aja para pelajar yang jadi artis itu merupakan tulang punggung keluarga? (dan emang nggak sedikit dari artis pelajar kita yang terjun di dunia entertainment untuk membantu menghidupi keluarganya). Naahh... kalo mereka disuruh brenti jadi artis, emangnya perda mau nge-biaya-in hidup keluarga mereka? Pernah kepikiran juga nggak sich sama perda kalo hal ini akan "mematikan" dunia entertainment, yang eventually akan "mematikan" penghasilan banyak orang yang bekerja di dalamnya? Kalo udah kayaq gitu, bukan ga mungkin angka pengangguran & kemiskinan akan bertambah.
Yang bikin saya nggak habis pikir juga, kenapa masalah penurunan kualitas pendidikan jadi dikait2kan dengan masalah ini? Kalo emang perda mau nyalahin suatu pihak yang bikin kualitas pendidikan jadi menurun, salahin dounk pemerintah yang bolak-balik gonta-ganti kurikulum!! Tiap ganti kabinet, hampir selalu ada pergantian kurikulum. Dan tiap kurikulum yang dirancang pun nggak bisa disebut sebagai kurikulum yang baik. Kalo kayaq gini, koq kesannya jadi nyari "kambing hitam" banget.
So, buat bapak2 & ibu2 yang duduk di perda yth., coba tolong yaa... jangan suka nyari "kambing hitam" dech. Kalo mau mengatasi suatu masalah, lagsung aja ke akar permasalahan. Jangan jadinya malah "nyalahin" pihak yang nggak terkait sama sekali. Kalo emang mau nyari uang, coba bikin perda yang lebih masuk akal lah!
|
posted by true blue @ 09:36 |
|
|
Bisa kah? |
|
Pembimbing skripsiku bilang, "yakin, usaha, sampai". Kita harus yakin dan berusaha untuk bisa sampai ke tujuan. Logikanya sich emang gitu yaa... Tapi... dengan waktu yang tinggal 1,5 bulan & baru nyampe bab 3........... beneran bisa "sampai" ga yaa? =(
|
posted by true blue @ 07:33 |
|
|
|
|