|
Good Media Relations = Good PR |
Saturday, November 10, 2007 |
Dalam setiap event di dunia entertainment, baik itu lokal maupun internasional, media / pers / wartawan punya peran penting dlm pembentukan image positif dari event / pembuat event / pengisi event yg bersangkutan. Salah langkah sedikit dlm menangani media, bukan ga mungkin berakibat ga baik bagi event / pembuant event / pengisi event yg bersangkutan. Di konser Beyonce yg digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, salah langkah tersebut berakibat fatal. Pembatasan gerak media pada konser tersebut berakibat diboikotnya konser tersebut dari peliputan wartawan. In other words, wartawan ga mau ngeliput konser itu. Kalopun ada artikel yg muncul di koran mengenai konser tersebut, kebanyakan adalah artikel mengenai ketidak-oke-an konser tersebut: dari panggung yg tiba2 anjlok sejauh 1,5 m ke bawah, pembatasan jumlah wartawan yg diperbolehkan meliput, hingga pemilihan lokasi konser yg jauh, & harga tikel yg mahal. That's what we call "bad publicity"!
Dalam hal ini, menurut saya, pihak promotor & manajemen Beyonce sama2 punya andil besar hingga terjadinya pemboikotan tersebut (yg pada akhirnya dpt berakibat buruk terhadap pembentukan image Beyonce sendiri). Kedua pihak, menurut saya, didn't seem to have adequate knowldege on how to handle the media. Well, kalo mereka tau gimana cara memperlakukan media dgn baik, ga bakalan ada lah yg namanya pemboikotan konser! Menangani media itu emang gampang2 susah. Hal paling mendasar yg harus selalu diinget adalah, bahwa wartawan itu juga manusia. Yg namanya manusia butuh dihargai oleh org lain. Kalo kita menghargai org lain, bukan ga mungkin kita juga dihargai balik oleh org yg bersangkutan.
Di bidang kerja yg saya geluti saat ini (Public Relations-red), media memegang peran penting dlm kesuksesan suatu acara. The way I see it, percuma aja tiket suatu acara laku terjual kalo image yg terbentuk dari acara tersebut ga bagus. Dlm pembentukan image positif, artikel yg ditulis wartawan memegang peran penting. Artikel itu ga cuman berperan penting dlm menciptakan image positif si pengisi acara, tapi juga image perusahaan yg membuat acara tersebut. Utk bisa membuat wartawan menulis artikel yg sesuai dgn keinginan perusahaan, media relations jd hal yg krusial banget. Simpelnya nich... kita harus punya hubungan baik dgn wartawan. Dan hubungan yg baik tersebut bisa tercipta dgn adanya perlakuan yg baik pula terhadap wartawan. Just like I've stated above, kalo kita menghargai org lain, bukan ga mungkin kita juga akan dihargain balik oleh org yg bersangkutan. Dan dlm dunia PR, bentuk penghargaan dr wartawan adalah dgn menulisken artikel2 yg bagus ttg perusahaan. Prinsipnya sama aja dgn prinsip "take & give."
Apa yg terjadi pada konser Beyonce sebenernya merupakan satu contoh buruk dari pelaksanaan media relations, tapi... hal itu juga merupakan sebuah contoh & pembelajaran yg sangat baik bagi perusahaan dan PR agency manapun di Indonesia (agar kejadian serupa tak lagi terjadi).
|
posted by true blue @ 01:46 |
|
|
Simple, but Complicated |
Thursday, November 08, 2007 |
Some people change and some people don't. It just depends on what they've been going through in life. Saya percaya, bahwa perubahan kadang diperlukan demi kebaikan. Tapi apakah perubahan harus terjadi hanya karena penghasilan bertambah? Harus yaa seseorang berubah sikap dan perilaku hanya karena perubahan status semata? Haruskah persahabatan sekian tahun berada di ambang jalan karena adanya perubahan?
Menurut saya, yg namanya perubahan itu... harusnya yaaa... menuju kebaikan. Ga hanya bagi yang menjalani, tapi juga bagi orang2 sekitar. Perubahan yang baik buat kita emang belum tentu baik buat orang lain. Tapi kita setidaknya bisa menciptakan sesuatu yg baik buat orang lain dari perubahan yang kita ciptakan ato alami. Ibaratnya kayaq win-win solution lah. In this case, there's no winner because everybody is a winner in their own game.
Hidup kita ini terkait satu sama lain. Perubahan yg terjadi dalam diri pun, (mau ga mau) akan berpengaruh terhadap hidup orang lain. Oleh karena itu... mungkin akan lebih baik adanya, kalo perubahan dalam diri bisa berpengaruh positif buat diri yg lain juga. Kasarnya nich.. "lo seneng, gue juga seneng." How can you do that? Well, that's for you to decide. 'Coz you - yourself - is the only one who can decides whether changes should be made & what kinds of changes should be created. It can be simple... yet also complicated. Simple, karena sebenernya cuman melibatkan diri sendiri untuk mengambil keputusan. Kasarnya, "How hard can that be?" Sayangnya... this thing can also be complicated, karena (kadang) ada kepentingan orang lain terlibat di dalamnya. Sekarang, tinggal pinter2nya kita aja dalam mengambil keputusan.
|
posted by true blue @ 23:16 |
|
|
Chatting Membawa Berkah |
Wednesday, November 07, 2007 |
Perkataan seorang teman menyentuh hati saya. It nearly brought me to tears this afternoon. Saya kenal orang ini from one of my good friends. He's my good friend's boyfriend to be exact. Sejak awal kenal, I sensed a good vibe from this person. Pembawaannya ceria & ga segan2 utk mencoba akrab dengan saya & teman2 cewek pacarnya. Dia juga ga segan2 mencoba membuat saya & beberapa teman dekat pacarnya untuk curhat! ;p Pembawaannya yg kadang suka nyeleneh membuat saya ga mengira, bahwa ternyata dia bisa juga membuat saya tersentuh.
Singkat cerita, tadi siang saya sedang chatting dengannya. Seperti biasa, chatting-an kami diisi dgn saling mencela satu sama lain. Tapi kemudian dia menanyakan ttg status yg saya tulis di YM. Sebagai tipe org yg ga terlalu mudah terbuka & ga terlalu mudah percaya dgn org baru, saya menjawab sekenanya & mencoba membuatnya mengganti arah pembicaraan. I think he sensed my sensitiveness and said... "Ya udah. Gw kan cuman nanya. Yg ngerasain kan lo sendiri pluk." bla bla bla bla... And I replied, "Yaa koq lo jadi sensi gitu sich...bla bla bla bla... but Thank's for asking yaa." He replied back, "Iya, sama2... gw cuman pengen lo tau.. kalo lo ga sendirian. Masih ada temen2 lo yg khawatir sama kesehatan lo." Saat itu juga saya pengen mengeluarkan air mata krn saat itu juga saya jadi inget, bahwa ada temen2 yang selama ini selalu peduli sama saya (walopun kadang saya ga sadar akan hal itu). And I should be greatful & thankful for that.
Sometimes, saking kita terlalu sibuk melihat (& mungkin mencari) apa yg tampak kasat mata... tak jarang kita justru melupakan mereka2 yg sebenernya selalu ada di belakang kita apa pun keadaan yg kita lalui. Dan karena kesibukan kita mencari itu, tak jarang pula kita mengeluh ttg keadaan yg kita alami. Padahal, kadang... apa yg tidak kita cari, justru dateng dgn sendirinya dlm hidup kita =)
* Chatting-an di atas sudah melalui proses editing seperlunya :p
|
posted by true blue @ 23:53 |
|
|
Sehat itu Mahal |
|
Saya baru saja sembuh dari sakit. Well... itungannya ga sembuh juga sich :p Penyakitnya masih ada, hanya kondisi kesehatan saya saja yang membaik. A little update... saya pingsan di kantor hari Selasa (1 Nov) minggu lalu. It surely created panic & hysteria. Saya yg biasanya terlihat bae2 aja & sering lembur, tiba2 pingsan begitu aja. Iya lah semuanya panik. Mereka juga ga semua tau kalo saya punya kondisi tertentu yg membuat saya ga bisa (& ga boleh) terlalu capek. Tapi krn kejadian itu, semua sekarang saya rasa udah tau ;p Ga papa lah... it's better this way, I guess. Akibat pingsan-nya saya itu, saya terpaksa ga ngantor hingga hari Jumat minggu lalu. Buat saya yang terbiasa dgn dinamika kantor & terbiasa ada kerjaan, not being able to go to work was no fun at all!! Bawaannya kepikiran kerjaan mulu... hahaha..
Saya emang punya alasan & pertimbangan2 tersendiri knp saya ga ngasih tau banyak org ttg kondisi saya tersebut. Dan saya ga nyesel dengan keputusan saya itu. Now that everybody knows, I guess I'll be more at ease in doing my job (hopefully). Satu hal yg sebenernya udah saya sadari sejak dulu (hanya kadang keras kepala utk melakukannya) adalah, bahwa kesehatan itu mahal harganya. Akan lebih baik jika kita menjaga kondisi badan selagi kita muda & punya kemampuan untuk melakukan kegiatan2 preventif terhadap penyakit yg kita miliki. It's actually not a difficult thing to do, but the process of doing it needs a lot of will.
|
posted by true blue @ 22:32 |
|
|
|
|