Dalam setiap event di dunia entertainment, baik itu lokal maupun internasional, media / pers / wartawan punya peran penting dlm pembentukan image positif dari event / pembuat event / pengisi event yg bersangkutan. Salah langkah sedikit dlm menangani media, bukan ga mungkin berakibat ga baik bagi event / pembuant event / pengisi event yg bersangkutan. Di konser Beyonce yg digelar di Jakarta beberapa waktu lalu, salah langkah tersebut berakibat fatal. Pembatasan gerak media pada konser tersebut berakibat diboikotnya konser tersebut dari peliputan wartawan. In other words, wartawan ga mau ngeliput konser itu. Kalopun ada artikel yg muncul di koran mengenai konser tersebut, kebanyakan adalah artikel mengenai ketidak-oke-an konser tersebut: dari panggung yg tiba2 anjlok sejauh 1,5 m ke bawah, pembatasan jumlah wartawan yg diperbolehkan meliput, hingga pemilihan lokasi konser yg jauh, & harga tikel yg mahal. That's what we call "bad publicity"!
Dalam hal ini, menurut saya, pihak promotor & manajemen Beyonce sama2 punya andil besar hingga terjadinya pemboikotan tersebut (yg pada akhirnya dpt berakibat buruk terhadap pembentukan image Beyonce sendiri). Kedua pihak, menurut saya, didn't seem to have adequate knowldege on how to handle the media. Well, kalo mereka tau gimana cara memperlakukan media dgn baik, ga bakalan ada lah yg namanya pemboikotan konser! Menangani media itu emang gampang2 susah. Hal paling mendasar yg harus selalu diinget adalah, bahwa wartawan itu juga manusia. Yg namanya manusia butuh dihargai oleh org lain. Kalo kita menghargai org lain, bukan ga mungkin kita juga dihargai balik oleh org yg bersangkutan.
Di bidang kerja yg saya geluti saat ini (Public Relations-red), media memegang peran penting dlm kesuksesan suatu acara. The way I see it, percuma aja tiket suatu acara laku terjual kalo image yg terbentuk dari acara tersebut ga bagus. Dlm pembentukan image positif, artikel yg ditulis wartawan memegang peran penting. Artikel itu ga cuman berperan penting dlm menciptakan image positif si pengisi acara, tapi juga image perusahaan yg membuat acara tersebut. Utk bisa membuat wartawan menulis artikel yg sesuai dgn keinginan perusahaan, media relations jd hal yg krusial banget. Simpelnya nich... kita harus punya hubungan baik dgn wartawan. Dan hubungan yg baik tersebut bisa tercipta dgn adanya perlakuan yg baik pula terhadap wartawan. Just like I've stated above, kalo kita menghargai org lain, bukan ga mungkin kita juga akan dihargain balik oleh org yg bersangkutan. Dan dlm dunia PR, bentuk penghargaan dr wartawan adalah dgn menulisken artikel2 yg bagus ttg perusahaan. Prinsipnya sama aja dgn prinsip "take & give."
Apa yg terjadi pada konser Beyonce sebenernya merupakan satu contoh buruk dari pelaksanaan media relations, tapi... hal itu juga merupakan sebuah contoh & pembelajaran yg sangat baik bagi perusahaan dan PR agency manapun di Indonesia (agar kejadian serupa tak lagi terjadi).
|