|
Busway: Yes Way or No Way? |
Friday, October 05, 2007 |
Kendaraan umum yg satu ini sebenernya cukup membuat dilema. Di satu sisi, busway merupakan alternatif kendaraan umum baru buat masyarakat Jakarta. Tapi... di sisi lain, busway juga, unfortunately, bikin Jakarta tambah macet. Jalanan Jakarta yg biasanya udah macet, jadi tambah macet karena jalanan yg udah ada, dipersempit untuk jalur busway.
In my opinion, pemda DKI kurang persiapan & perhitungan dalam proyek pembangunan busway ini. Busway sebenernya adalah "program" yg diadaptasi dari program yg udah berjalan sukses di kota Bogota. Bogota yg dulunya terkenal semrawut, jadi lebih "rapih" sejak busway beroperasi di sana. The idea to adopt this "program" is, in my opinion, is a reckless & rushed action done by Jakarta's city officials.
Jumlah penduduk yg ga mampu membeli kendaraan bermotor di Bogota (the poor-red) lebih banyak daripada di Jakarta. Dgn kata lain, orang2 Jakarta itu punya daya beli yg lebih tinggi daripada orang2 di Bogota. Liat aja orang2 kaya Jakarta. Mereka bisa punya lebih dari 5 mobil dalam satu rumah. Jumlah penduduk Jakarta pun lebih banyak daripada jumlah penduduk Bogota. Dan sekalipun mereka ga mampu beli mobil, ada kemungkinannya mereka punya motor. Sedangkan di Bogota, karena banyak orang yg ga mampu beli mobil / motor, they prefer to take the bus everywhere. Pada akhirnya, kemacetan di kota tersebut berangsur2 berkurang.
Another thing to be noted is that... penyempitan badan jalan utk dibuat jadi jalur busway. Sekarang gini dech... percuma aja kan kalo jalannya menyempit tapi jumlah kendaraan bermotor malah nambah?? Dgn kata lain, kemacetan Jakarta makin menjadi2. I experience this myself. Dulu, jamannya kuliah... saya hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk bisa nyampe di Atma (dari rumah) pada tengah hari bolong. Sekarang... beeeuuhhh... it takes at least 1 hour to get there. Baliknya dari Atma menuju rumah pun sama aja. Ga jarang saya menghabiskan waktu sejam lebih di jalan. It's exhausting!
Kurangnya armada busway yg ada saat ini juga merupakan salah satu drawback yg cukup signifikan. Saya belum pernah naik busway, tapi beberapa teman yg udah, pernah mengatakan, bahwa tak jarang mereka harus menunggu lama untuk sampai ke tujuan. Bahkan ada juga yg harus menunggu sejam dulu before finally entering the bus. Sama aja dounk kayaq nunggu angkot2 yg lain?
Well... dengan berbagai protes yg dilayangkan oleh berbagai elemen masyarakat, pemda DKI tetep pada pendiriannya utk ngebangun koridor2 busway yg baru. Koridor di Pondok Indah, for example. Bagi penduduk Jakarta yg sering banget ke PIM, udah tahu dounk kalo jalan ke arah sana cuman muat utk 2 mobil. Sekarang coba bayangin... apa jadinya kalo tinggal ada 1 jalur untuk kendaraan bermotor? (silakan jawab sendiri dalam hati). Dan yg bikin byk pihak menyayangkan keputusan tersebut adalah... pembangunan koridor busway di PI akan menghilangkan jalur hijau yang ada di sepanjang jalan tersebut. In my point of view, pemda DKI secara ga langsung mendukung peningkatan polusi udara & global warming. This is the part where I think they act first & think later on.
So, busway... yes way or no way? |
posted by true blue @ 00:04 |
|
1 Comments: |
-
hi pluk.. mnrt gua, dibangunnya busway ato asrana mass trans laennya harus jg diimbangin sama penjualan kendaraan bermotor yg dibatasin.. klo engga ya kejadiannya ky skrg ini, motor2 jadi punya motorway.. hehehehe
|
|
<< Home |
|
|
|
|
|
hi pluk..
mnrt gua, dibangunnya busway ato asrana mass trans laennya harus jg diimbangin sama penjualan kendaraan bermotor yg dibatasin.. klo engga ya kejadiannya ky skrg ini, motor2 jadi punya motorway.. hehehehe