|
Pemimpin = Melayani? |
Friday, December 14, 2007 |
In my humble opinion, seorang pemimpin yg baik adalah pemimpin yg mampu melayani & mengakomodir keinginan bawahannya. Well, itu menurut saya louhh... Tiap org pasti punya pendapat berbeda ttg kriteria ideal pemimpin mereka. Tapi buat saya, I would be very greatful if I could have a leader who is willing & able to serve him / her employee.
Bagi sebagian orang, mungkin kriteria pemimpin yg bersedia melayani adalah suatu hal yg sedikit "tidak biasa". Krn pada dasarnya, pemimpin itu identik dengan "dilayani," bukan melayani. Jarang sekali saya temui pemimpin yg mau & bisa melayani bawahannya dengan baik. Nggak jarang, justru karena dia pemimpin, dia (baik secara implisit / eksplisit, sadar / tidak sadar) memaksakan kehendaknya. Misalnya: everything has to go his / her way. It s*cks to have a leader like that. Tapi bagi sebagian org, hal tersebut bisa jadi sebuah pelajaran berharga.
Saat kita berada dlm situasi di mana pemimpin kita adalah seorang yg suka memaksakan kehendak, tak jarang kita akan mengutuk di belakang, tapi melancarkan aksi "manut2 saja" di depan. Well... menurut saya, itu hal yg wajar, walaupun sebenarnya kurang baik. Kurang baik bagi si pemimpin & kurang baik pula bagi si bawahan. Saat kita kesal pada pimpinan, mungkin kita bisa menarik napas dalam2 & mencoba mencari sisi positif dari hal tersebut (walopun saya yakin, hal ini sedikit sulit dilakukan.. hehehe...). Misalnya: dengan menghadapi pimpinan yg suka memaksakan kehendak, kita bisa belajar untuk bersikap sabar. Siapa tahu hal tersebut bisa membuat kita menjadi pribadi yg lebih baik ;p
|
posted by true blue @ 16:42 |
|
|
Maaf |
Wednesday, December 05, 2007 |
"Memaafkan itu tak seberat memindah samudera"Kalimat di atas saya denger di salah satu lagu Padi di album terbarunya. Kalimat sederhana, tapi benar adanya. It actually "hit" me the first time I heard it.Memaafkan memang kadang sulit dilakukan (for whatever reason that is). Ngomongnya sich mungkin gampang2 aja. Tapi... di balik permintaan maaf, biasanya banyak yg jadi pertimbangan. Misalnya: Apa iya saya salah? Kalo salah, minta maaf yg enak gimana yaa? Saya ikhlas ngga yaa mengakui kalo saya salah? dan pertimbangan2 lainnya. Belum lagi kalo gengsi sudah ikut bermain. Mungkin hal2 tersebut itu lah yg bikin meminta / memberi maaf jadi suatu hal yg kadang sulit dilakukan.Tiap orang memang punya cara masing2 dalam meminta / memberi maaf. Nggak jarang pula, baik itu pihak yg meminta / memberi, punya pertimbangan berbeda ttg permasalahan yg terjadi. Lalu, gimana kalo pertimbangan dari kedua belah pihak nggak sejalan? *sigh...* Apakah pihak2 terkait harus terus bermusuhan? Well, hal ini bisa jadi perkara gampang, tapi bisa juga jadi perkara yg sulit. Mungkin semuanya tergantung apakah masing2 pihak bersedia menerima & memberi "koreksi" terhadap kesalahan pihak lainnya. Tergantung juga apakah masing2 pihak bersedia membuang gengsi yg ada & membuka pintu maaf di hati.Seperti kata Padi, memaafkan itu nggak seberat memindah samudera. Logically thinking, memindah samudera itu suatu hal yg nggak mungkin. Sedangkan memberi / menerima maaf masih bisa dilakukan. It takes courage & sincerity to ask & accept forgiveness. Dua hal yg gampang2 susah, tapi bukannya nggak mungkin dilakukan toh? So, sudah siap memberi / menerima maaf? |
posted by true blue @ 14:56 |
|
|
Padi: Tak Hanya Diam |
Monday, December 03, 2007 |
Akhirnya..... setelah vakum 2 tahun dari album terakhirnya, Padi merilis album terbarunya, Tak Hanya Diam =) Album Padi yg ke-5 ini udah beredar di toko2 kaset mulai tanggal 16 November kemaren. To be honest, nggak banyak perubahan dalam musik dan lirik lagu2 Padi di album barunya. Tapi... to be honest juga... nggak adanya perubahan itu nggak membuat saya bosan mendengar lagu2nya. Mereka yg suka sama Padi pasti tahu, kalo lirik2 lagu Padi itu selalu "dalem" & "menyentuh". Mungkin akan terdengar agak "berat" buat mereka yg nggak terlalu suka dengerin lagu2 puitis dengan lirik2 yg "beda" & ear catching... tapi album Tak Hanya Diam ini worth it koq untuk dikoleksi ;) Kalo penasaran dengan lirik2 lagunya, bisa langsung di- search di www.sobatpadi.net. By the way, di bawah ini adalah salah satu lagu favorit saya di album barunya Padi. It's the first track in the album. Perhatiin dech liriknya... nggak biasa, tapi tetep punya arti. Walopun liriknya sedikit "berat," lagu ini lagu up-beat louh... Sang Penghibur by Piyu Setiap perkataan yang menjatuhkan Tak lagi kudengar dengan sungguh Juga tutur kata yang mencela Tak lagi kucerna dalam jiwa Aku bukanlah seorang yang mengerti Tentang kelihaian membaca hati Ku hanya pemimpi kecil yang berangan Tuk merubah nasibnya Oh..bukankah ku pernah melihat bintang Senyum menghiasi sang malam Yang berkilau bagai permata Menghibur yang lelah jiwanya, yang sedih hatinya Yang lelah jiwanya, yang sedih hatinya Kugerakkan langkah kaki Dimana cinta akan bertumbuh Kulayangkan jauh mata memandang Tuk melanjutkan mimpi yang terputus Masih kucoba mengejar rinduku Meski peluh membasahi tanah Lelah, penat tak menghalangiku Menemukan bahagia Oh..bukankah ku pernah melihat bintang Senyum menghiasi sang malam Yang berkilau bagai permata Menghibur yang lelah jiwanya, yang sedih hatinya Yang lelah jiwanya, yang sedih hatinya Yang lelah jiwanya… Oh..bukankah ku bisa melihat bintang Senyum menghiasi sang malam Yang berkilau bagai permata Menghibur yang lelah jiwanya… Bukankah hidup ada perhentian Tak harus kencang terus berlari Kuhelakan nafas panjang Tuk siap berlari kembali…berlari kembali Melangkahkan kaki…menuju cahaya (Bagai bintang yang bersinar, menghibur yang lelah jiwanya Bagai bintang yang berpijar, menghibur yang sedih hatinya) |
posted by true blue @ 15:46 |
|
|
Junior Juga Manusia |
Saturday, December 01, 2007 |
Di lingkup kerjaan saya sekarang, saya bener2 belajar ttg banyak hal. Maklum... it's my first real job :p Saya cukup bersyukur dengan masuknya saya di kantor yg sekarang ini. Nggak hanya hal2 teknis yg terkait dgn dunia PR yg saya pelajari, tapi juga hal2 lain yg terkait dengan perkembangan karakter saya sebagai seorang individu.
Satu hal paling jelas yg saya rasakan sejak ngantor, adalah sulitnya menahan emosi dan rasa. Seringkali, apa yg terjadi di lingkungan kantor (baik itu yg terkait dgn kerjaan atopun kolega kantor lainnya) nggak sesuai dengan mood yg sedang ada dalam hati. Di sini lah otak dan rasa harus bekerja sama agar keseimbangan dapat tercipta.
Saya tipe orang yg kadang sedikit sulit mengatakan "tidak." Saya juga tipe orang yg nggak terlalu suka ngasih penjelasan panjang lebar. Awal2 ngantor, saya manut2 aja kalo ada senior saya yg ngasih kerjaan ke saya. Padahal... nggak jarang, load of work saya udah numpuk & kerjaan itu sebenernya bisa dikerjain sendiri oleh yg nyuruh. S*ucks isn't it? Kadang, saya bener2 berusaha untuk nahan ke-BT-an saya dengan nggak menunjukkannya lewat raut muka. However, sometimes... saking keselnya, saya nggak peduli lagi dgn raut muka seperti apa yg tercetak pada wajah saya.
Seiring berjalannya waktu... saya belajar untuk bisa mengatakan "tidak" jika keadaannya memang nggak memungkinkan. Kalo dulu, saya manut2 aja tanpa memberikan penjelasan... sekarang saya akan katakan "tidak" dgn memberi penjelasan, kalo memang load of work saya udah penuh. It's actually better that way. Menjadi junior di kantor, bukan berarti senior bisa melimpahkan semua kerjaan seenaknya. Junior kan juga manusia yg punya hak & keterbatasan.
One thing to be noted is... As an employee, we need to be professional by working according to our scope of work. It's quite a simple thing... tapi kadang sulit dijalankan krn nggak sedikit juga orang yg menyalahgunakan otoritasnya sebagai atasan.
|
posted by true blue @ 00:46 |
|
|
Little = Extra |
|
Sometimes... you don't need extra attention just to make you feel special. "Extra" doesn't always make someone feel special. Sometimes... all you need is just a little attention to make you feel worth it. You don't have to say it to show it. Maybe... all you need to do is just "do it" to show it. Sometimes... all you need is just a brief phone call or a simple SMS of "Hi, how are you?" That's what I called "extra". |
posted by true blue @ 00:17 |
|
|
|
|