Sejak kecil, ibu saya selalu mengatakan, bahwa percuma punya jabatan tinggi saat bekerja tapi tidak punya sopan santun & etika. Saya bisa memaklumi pandangan ibu saya. Beliau seorang kepala sekolah di sekolah kejuruan, di mana etika & sopan santun dijunjung tinggi. And I think it has good effects towards her kids (including me) :p Beberapa hari yang lalu, sekonyong2 saya teringat akan nasihat ibu saya tersebut. Hal ini muncul setelah melihat kelakuan salah satu klien kantor saya. Dia seorang PR Manager di salah satu perusahaan internasional terkemuka yang produknya terkenal luas di Indonesia. Wajah cantiknya ternyata tidak mendukung kecantikan hati & sikapnya.
Beberapa hari lalu dia mengundang kantor saya untuk coordination meeting sebuah event yg akan dilakukan minggu depan. Dlm meeting tersebut juga hadir EO yang bertanggung jawab atas acara tersebut. Karena tidak puas dengan hasil kerjaan tim saya, si manager (& tim-nya) itu memarahi saya & rekan sekantor saya di depan orang2 yg hadir pada rapat tersebut. Saya kaget luar biasa. Dia menggunakan nada tinggi, sinis, & arogan; yang sebenarnya bisa saja tidak dia gunakan. Instead of criticizing my team privately, she did it in front of a lot of people. Not to mention that she did it arrogantly in a very unmannered way. Moreover, she talked to people in the room as if she was talking to someone else who was 5 meters away from her. In other words, dia tereak2! Sikapnya ini bener2 kayaq singa betina kelaparan.
Selama rapat pun dia kerap menginterupsi omongan si EO. Pada saat si EO sedang menjelaskan rundown acara & hal2 teknis lainnya... instead of listening to it, she & her team were busy talking noisily about other things, as if we (my team & the EO) weren't in the room. Saya hanya bisa mendesah kecewa sambil berkata dalam hati... "ada yaa PR Manager kayaq gitu? Cewek pula!" Kelakuannya sungguh tidak mencerminkan, bahwa dia seorang PR manager. Nggak PR banget! Saya pun sempat bertanya dalam hati, "Ini orang diajarin sopan santun nggak yaa sama ortunya?"
Satu hal lagi yg membuat saya kesal luar biasa. PR Manager gila ini sulit sekali diberi masukan. She & her team just don't listen to what the agencies are saying. Saya jadi mikir... kalo dia tidak mau diberi masukan, untuk apa nyewa agency?!? Mending kerja aja sendiri! Dia bahkan tidak menerima usulan dari bos2 saya yg notabene sudah berkecimpung di dunia PR selama belasan tahun.
Melihat sikap singa betina yg satu ini, saya bersyukur, bahwa sejak kecil ibu saya sudah mendoktrin saya & adik2 saya untuk senantiasa menjunjung tinggi etika & sopan santun; di mana pun, kapan pun, & dengan siapa pun.
|