Pro dan kontra yang mewarnai terbitnya majalay Playboy Indonesia edisi perdana ternyata nggak menyurutkan keinginan Erwin Arnada Cs. untuk menerbitkan edisi ke dua-nya. Setelah di-postpone selama lebih dari sebulan, edisi ke dua majalah ini akhirnya terbit juga tanggal 7 Juni lalu. Dicetak sebanyak 100.000 eksemplar, Playboy kali ini menampilkan model asal Perancis, Doriane, dan tetep tampil lebih "sopan" dan kalah "hot" dibandingin majalah-majalah pria dewasa lainnya (mis: FHM, MAXIM, Popular, dan tabloid-tabloid murahan lainnya).
Ada yang beda dengan edisi kali ini. Content sich tetep sama. Masih menampilkan berbagai artikel yang sebenernya ngebikin majalah pria dewasa yang satu ini beda dari majalah-majalah pria dewasa lainnya. Yang beda adalah adanya beberapa halaman kosong (yang seharusnya dipake untuk iklan) yang hanya ditulisi "Halaman ini didedikasikan untuk klien-klien loyal kami yang diancam karena memasang iklan di majalah ini" (Silakan tebak sendiri siapa yang mengancam) Heran... para pengancam itu nggak mikir jauh dech. Tindakan mereka (eventually) bisa ngurangin pemasukan para penjual koran yang mungkin untuk sehari-harinya aja cuman bisa makan sekali.
Satu hal lagi yang beda dari Playboy edisi ini adalah kepindahan kantor redaksi dari Jakarta ke Bali. Kabarnya, lahan kantor redaksi Playboy di Bali merupakan pinjaman dari Ngurah Arta, guru spiritual Erwin Arnada. Kalo menurutku, mungkin lebih baik kalo kantor redaksi berada di Bali. Penduduk Bali lebih bisa menerima kehadiran Playboy dibanding penduduk Jakarta kebanyakan. Para agen majalah di Bali pun mengakui nggak terlalu khawatir dengan berbagai isu sweeping yang melanda agen-agen majalah di Jakarta. Sebaliknya, khawatir dengan adanya isu sweeping yang akan dilakukan oleh FPI, pedagang koran di jalanan Jakarta pun memilih untuk nggak men-display-kan majalah Playboy edisi ke dua saat mereka menjajakan dagangannya. Adik-ku aja bisa beli majalah itu setelah nanya dulu ke si penjual. Masih sama kayaq edisi perdananya, edisi ke dua ini pun menuai protes keras dari beberapa kalangan masyarakat, terutama kaum Muslim. Hari Jumat kemaren (9 Juni), sejumlah masyarakat kembali melayangkan protesnya kepada pihak kepolisian. |
ada gula ..ada semut...jadi kalau bisnisnya masih menguntungkan.. pasti terbit lagi :)