|
About Courage |
Monday, August 22, 2005 |
A good friend just asked for my help. Singkat cerita, dia punya keinginan untuk membuat sebuah "novel" yang bercerita tentang hidupnya. Kenapa aku kasih tanda kutip di antara kata novel? Well, karena sebenernya... itu bukan novel kayaq yang dijual di toko buku. Cuman sebuah booklet kecil (that's what I called) tentang dirinya. Dan booklet itu rencananya bakal dia kasih to a few good friends.
Berhubung aku seneeeenngggg bangeettthhh baca (and this person assumed, suka baca=mengerti tentang teknik penulisan novel yang baik--->padahal sich nggak selalu...) dia minta tolong untuk edit-in booklet ini. So, I did. Ceritanya simpel dan deket banget sama kehidupan sehari-hari. I'm actually amazed that this person has the courage to "reveal" himself in the booklet. Dari cara dia cerita dan dialog antar tokoh yang ada dalam cerita tersebut, bener-bener menggambarkan kepribadiannya. The story seems to speak for itself.
I kinda envy my friend's courage. Dia seakan bisa dan punya keberanian untuk nunjukkin pada orang-orang (at least to the "few good friends") tentang apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Nggak semua orang bisa se-jujur dan se-terbuka itu, bahkan sama orang-orang terdekat sekali pun.
Aku pengen banget punya keberanian kayaq dia. Kayaqnya "enak" aja kalo bisa bersikap jujur dan terbuka kayaq gitu. Sayangnya, kadang aku terlalu mikirin perasaan orang lain. Sifat kayaq gini emang bagus, tapi... apapun yang "terlalu" pasti nggak baik (untuk diri sendiri ataupun orang-orang di sekitar kita). Jadinya... yaaa gitu dech... sometimes, aku jadi bener-bener ngorbanin diri sendiri demi orang lain (again, yang kayaq gini emang bagus...tapi nggak selalu). |
posted by true blue @ 23:36 |
|
|
|
|