Hidup di Jakarta keras. Ini udah biasa kita denger & biasanya terlontar dari mulut para pendatang dari luar Jakarta (walaupun penduduk Jakarta nggak jarang pula yang memiliki pandangan seperti ini). Saking kerasnya, segala hal dilakukan untuk bertahan hidup... dari melakukan pekerjaan2 yang halal & jujur.. sampe yang nggak halal & ngerugiin orang lain. Intinya... orang berusaha keras untuk bisa survive. Penghalal-an segala cara pun dilakukan dengan berbagai strategi & teknik. Penipuan ato korupsi kecil-kecilan adalah salah satunya.
Tadi siang aku diajak ngopi sama Ibu di salah satu tempat minum kopi (ya iya lah!!) deket rumah. Di tempat ini, sistem bayaran parkirnya dilakukan manual. Tiap kali ada yang dateng, petugas parkir langsung mencatat plat mobil & memberikan karcis parkir. Tarif sejam-nya 1.500 (kalo nggak salah...) ;p
My mom & I spent less than an hour in that place. Pas aku mo bayar parkir, petugas parkirnya bilang "1.500, mbak." Karena aku nggak ada uang receh 500-an, aku bayarnya pake 2 lembar 1.000-an. I decided to let him keep the change, but surprisingly... he told me, "Jangan, mbak.. rupiah itu berharga."
Ternyata, sekeras apa pun hidup di Jakarta, masih ada orang-orang jujur kayaq petugas parkir itu. Kalo dipikir-pikir... it's probably a very simple thing, tapi justru dari hal-hal yang simpel itu lah kita bisa menciptakan berbagai hal yang lebih bermakna. Kalo aja semua pejabat pemerintah bersikap seperti petugas parkir itu, mungkin Indonesia bisa jadi negara yang bebas korupsi.
|