|
In the Still of the Night |
Wednesday, February 02, 2005 |
Malam semakin larut, tapi mata ini tak kunjung menutup. Pikiranku berkecamuk dan dadaku bergemuruh, seakan menangis meraung-raung impikan kejernihan. Kalau melihat jam mejaku, waktu selarut ini harusnya kugunakan 'tuk istirahatkan ragaku. Mengingat berkecamuknya roh dan jiwaku, sepertinya raga ini layak 'tuk dapatkan "time-off"nya, walau mungkin hanya sejenak.
Sekian ratus malam dan sekian ribu jam kualami saat seperti ini, malam sepi dan sunyi, tanpa ada bintang di langit... malam penuh tanda tanya dalam keingintahuan...Walau kuharap bintang bersinar lebih terang dan rembulan tersenyum lebih lama, asaku tetap tak dapatkan jawaban.Penantian pada malam-malam panjang seperti ini, seakan membuat hati tertoreh dan rohku semakin tenggelam dalam ketiadaan. Selayaknya yang ada dan tiada, demikian pula jiwa dan ragaku. Senyumku tak lagi sama...tawaku tak lagi tulus.
Kala ku lihat bintang bersinar, hanya saat itu lah nuraniku tersenyum. Jika pun tidak, malam yang kulalui akan tetap seperti ini...menunggu bintang bersinar lebih terang dan rembulan tersenyum lebih lama...
|
posted by true blue @ 22:28 |
|
|
|
|